Sabtu, 20 Oktober 2012

Mengingat Kematian

Mengingat Kematian

oleh Tiara Vebry Aulia pada 10 Desember 2011 pukul 18:44 ·
 
Pada suatu hari, al-Hasan al-Bashri duduk di depan pintu rumah. Tiba-tiba, jenazah seorang laki-laki lewat bersama segerombolan orang. Sementara, di bawah jenazah itu terdapat anak perempuan kecil berjalan. Rambut kepalanya berkurang. Ia menangis. Lantas, al-Hasan berdiri dan mengikuti jenazah itu.

Kemudian, anak tersebut berkata, "Wahai ayah, tidak ada satu hari pun yang aku alami seperti hari ini pada umurku."

Al-Hasan lalu berkata kepada anak tersebut, "Ayahmu tidak pernah mengalami sesuatu seperti hari ini."

Setelah itu, al-Hasan melakukan shalat jenazah dan kembali ke rumah. Esok harinya, setelah al-Hasan shalat Subuh, matahari telah terbit, dan ia duduk di depan pintu rumah. Ia melihat anak kecil itu pergi berziarah ke kubur ayahnya dengan menangis.

Dalam hatinya, al-Hasan lalu berkata, "Anak ini adalah seorang yang adil. Aku akan mengikutinya, barangkali dia menyampaikan satu kalimat yang bermanfaat."

Lalu, al-Hasan mengikutinya. Ketika anak itu sampai di kubur ayahnya, al-Hasan bersembunyi dari pandangannya di bawah tumbuh-tumbuhan. Anak tersebut merangkul kuburan ayahnya. Ia meletakkan pipinya di atas tanah, dan berkata, "Wahai ayah, bagaimana engkau bermalam sendirian di gelapnya kubur, tanpa cahaya dan sesuatu yang menyenangkan?
Padahal engkau mendapat penerangan pada malam kemarin. Lantas, siapa yang menerangimu semalam?

"wahai ayah, aku memberimu alas pada malam kemarin. Lantas siapa yang memberimu alas semalam? Wahai ayah, aku simpan kedua tangan dan kakimu pada malam pertama kemarin. Lantas, siapa yang menyimpan kedua tangan dan kakimu semalam? Wahai ayah, aku memberi engkau minum pada malam kemarin. Lantas siapa yang memberimu minum semalam? Wahai ayah, aku memindahkanmu dari satu tempat ke tempat lain pada malam kemarin. Lantas, siapa yang memindahkanmu semalam?"

"Wahai ayah, aku menutupi anggota tubuhmu yang terbuka pada malam kemarin. Lantas, siapa yang menyembunyikanmu semalam? Wahai ayah, aku memikirkan wajahmu pada malam kemarin. Lalu, siapa yang memikirkan wajahmu semalam? Wahai ayah, engkau memanggil kami pada malam kemarin, kami memenuhi panggilanmu. Lalu, siapa yang engkau panggil semalam dan siapa yang memenuhi panggilanmu? Wahai ayah, aku memberimu makanan pada malam kemarin, ketika engkau menginginkan makanan. Lalu, apakah semalam engkau menginginkan makanan? Siapa yang memberimu makanan? Wahai ayah, aku memasakkanmu berbagai macam makanan pada malam pertama kemarin, lalu siapa yang memasakkanmu semalam?"

Mendengar itu semua, al-Hasan menangis dan menampakkan diri kepada anak tersebut, kemudian berkata, "Wahai perempuan kecil, jangan berkata demikian. Tetapi, katakan,'Kami menghadapkanmu ke kiblat, apakah engkau tetap melakukan demikian atau malah megubahnya? Wahai ayah, kami mencukupkanmu dengan sebaik-baik kecukupan, apakah engkau mempertahankannya atau malah menghilangkannya? Wahai ayah, kami meletakkanmu di dalam kubur, engkau sehat. Apakah engkau akan terus demikian, atau engkau dimakan belatung-belatung?

"Wahai ayah, sesungguhnya ulama berkata, 'Ketika meninggal, hamba ditanya tentang iman. Di antara mereka ada yang bisa menjawab dan di antara mereka ada yang terhalang untuk menjawab.' Apakah engkau menjawab iman atau terhalang untuk menjawabnya? Wahai ayah, sesungguhnya ulama berkata, 'Kuburan sebagian orang diluaskan dan sebagian lain disempitkan.' Apakah kuburmu menjadi sempit atau luas?

"Wahai ayah, ulama berkata, 'Sebagian kafan mereka diganti dengan kafan surga dan sebagian yang lain diganti dengan kafan neraka.' Apakah kafanmu diganti dari neraka atau surga? Wahai ayah, ulama berkata, 'Kubur adalah tamn dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka.' Wahai ayah, sesungguhnya ulama berkata, 'Kubur merangkul sebagian dari mereka seperti rangkulan kasih ibu, dan marah serta melipat sebagian lain sampai tulang rusuk mereka bertumpuk.' Apakah kubur merangkulmu atau membencimu?

"Wahai ayah, sesungguhnya ulama berkata, 'Semua orang yang diletakkan di kubur menyesal. Orang yang bertakwa menyesal sebab tidak memperbanyak kebaikan. Sedangkan orang yang maksiat menyesal mengapa melakukan kesalahan-kesalahan. Apakah engkau menyesali kesalahan-kesalahanmu atau atas sedikitnya kebaikanmu? Wahai ayah, apabila aku memanggilmu engkau menjawabnya. Dan sudah lama sekali aku memanggilmu dari atas kepala kuburmu. Mengapa aku tidak mendengar suaramu?

Wahai ayah, engkau benar-benar pergi, engkau tidak bertemu aku sampai hari kiamat. Ya Allah, jangan Engkau halangi kami bertemu dengannya pada hari kiamat nanti."

Anak itu berkata, "Wahai Hasan, alangkah bagusnya ratapanmu atas ayahku. Alangkah bagusnya nasihat dan peringatanmu kepadaku tatkala orang-orang yang tidur lelap lalai."
Kemudian anak itu pulang bersama al-Hasan sambil menangis.

0 komentar:

Posting Komentar